Pola Belajar Era Pandemi Corona

Kebijakan perpanjangan siswa belajar di
rumah ini berdasarkan surat edaran Kemendikbud nomor 4 tahun 2020 bahwa ujian
nasional tahun pelajaran 2019/2020 bagi SMP ditiadakan. Sementara itu,
penilaian kelulusan bagi SD dan SMP berdasarkan hasil rapot.
Kebijakan siswa belajar di rumah, butuh
komitmen orangtua siswa tetap membimbing dan memberikan hak anak dalam belajar.
Perpanjangan belajar dari rumah jangan dimaknai sebagai libur. Namun, proses
pembelajaran yang dilakukan tidak membebani siswa.
Sejauh ini, sebagian besar sekolah
melakukan proses belajar mengajar secara dalam jaringan, baik melalui aplikasi
maupun lewat tugas-tugas sekolah yang disampaikan guru melalui layanan WhatsApp, google, classroom, e-learning, maupun ruang guru.
Dalam konteks pembelajaran daring ini,
sistem ini hanya bisa efektif di kalangan siswa perkotaan. Namun demikian,
untuk daerah perdesaan tidak bisa efektif, mengingat berbagai kendala seperti
jaringan internet dan juga tidak siswa memiliki handphone android.
Dalam hal ini, pemerintah harus mencari
solusi bagi siswa yang di perdesaan. Apakah misalkan, mengharuskan guru
melakukan bimbingan ke siswa dengan mengunjungi rumah atau melalui penugasan.
Pola pembelajaran dari rumah dapat
difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup, antara lain mengenai pandemi
Covid-19. Kemudian, aktivitas dan tugas pembelajaran pada saat belajar dari
rumah dapat bervariasi sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk
mempertimbangkan fasilitas belajar di rumah.
Kemudian, bukti atau produktivitas
belajar dari rumah diberi umpan balik yang bersifat kualitatif dan berguna dari
guru tanpa diharuskan memberi skor nilai kuantitatif. Intinya, banyak
aspek yang bisa ditekankan, bukan hanya aspek kognitif semata. Penerapan 14
hari belajar di rumah harus dilakukan dievaluasi, untuk kemudian dicarikan
solusi perbaikan pada masa perpanjangan kedua ini.
Penulis berharap sekolah bisa lebih
kreatif dalam penerapan pola belajar siswa di rumah sehingga pada akhirnya kualitas
pendidikan tetap terjaga. Untuk mewujudkan hal tersebut memang tak mudah. Namun
berbagai kendala merupakan tantangan. Dalam konteks pembelajaran di rumah guru
harus makin kreatif memberikan materi pelajaran sehingga output yang diharapkan
tetap sesuai dengan yang diharapkan.
Untuk mewujudkan hal tersebut, perlu
sekolah harus melakukan pola kebijakan terhadap guru untuk melakukan inovasi.
Selain juga butuh dukungan dari pihak orang tua dalam membimbing anaknya dalam
mengerjaan bahan pembelajaran sekolah.
Dibalik pandemi virus Corona, ada hal
baik yang bisa diambil pelajaran yakni penekanan bahwa pola pembelajaran sudah
harus dibiasakan secara daring dan juga pola hubungan antara sekolah dan orang
tua siswa. Banyak yang masih parsial dalam memahami tugas mendidik dan
mengajar. Yakni selalu dibebankan ke sekolah. Dalam konteks belajar di rumah
sekarang pemahaman parsial tersebut semestinya sudah hilang. Mengingat, sekolah
hanya pada tugas mengajar, tentu saja dalam aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik. Sedangkan keluarga atau orang tua pada aspek mendidik, yakni
menyangkut akhlak dan adab. ***
Maksuni Husen
15 April 2020
Comments
Post a Comment