MTQ Wujudkan Masyarakat Banten Berakhlakul Karimah
Pelaksanaan
Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) XVI Tingkat Provinsi Banten pada 25-29 Maret
2019 di Kota Tangerang telah berakhir. Even bagi para qari-qariah tersebut
telah menempatkan kafilah Kota Tangsel sebagai Juara Umum MTQ XVI. Kota Tangsel
dengan dengan demikian mampu mempertahankan prestasi MTQ XV lalu yang juga
keluar sebagai Juara Umum.
Untuk
Juara II diraih tuan rumah Kota Tangerang dengan nilai 81 dan Juara III diraih
Kabupaten Serang dengan nilai 76.
Pelaksanaan
MTQ XVI yang digelar secara spektakuler menuai pujian dari Gubernur Banten
Wahidin Halim. Mengingat, meski dilaksanakan di Kota Metropolis, namun
antusiasme masyarakat untuk mengunjungi arena MTQ cukup tinggi.
Terlepas
dari sejumlah prestasi dalam MTQ serta kemeriahan acara seremonial pembukaan
dan penutupan MTQ XVI, yang sangat penting adalah bagaimana pelaksanaan MTQ
dapat berdampak pada peningkatan kecintaan masyarakat muslim di Banten terhadap
Alquran.
Adalah
fakta yang tak bisa disepelekan berkenaan dengan hasil survei Tim Lembaga
Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Banten pada 2017. Survei tersebut
mengerungkap muslim Banten yang mempunyai kemampuan membaca Alquran dari
tingkat cukup sampai sangat buruk mencapai angka 76,72 persen. Sementara yang
terbilang mampu dari tingkat agak baik sampai dengan sangat lancar hanya 23,28
persen.
Dilihat
dari usianya, muslim Banten memiliki kemampuan baca Alquran mayoritas sejak
usia dini, yakni sebanyak 66,7 persen pada rentang usia 5 sampai 10 tahun dan
31 persen pada rentang usia 11 sampai 20 tahun. Jika dikaitkan dengan 76,72
persen yang punya kemampuan membaca dari tingkat rendah sampai sedang,
disimpulkan bahwa sekalipun sudah memiliki kemampuan membaca Alquran sejak usia
muda, namun jarang dipraktikkan.
Hasil
survei ini menjadi otokritik bagi penyelengara MTQ. Mengingat salah satu dasar
pemikiran diselenggarakannya MTQ yakni dalam rangka syiar Islam melalui Alquran
dan mendorong pemerintah membuat kebijakan dalam pembinaan dan pengembangan
Alquran.
Dengan
kata lain, tujuan MTQ yakni memotivasi masyarakat, dari berbagai usia, untuk
senantiasa mencintai, mengkaji kandungan Alquran. Dengan demikian, akan
terwujud masyarakat qurani, sebuah masyarakat yang menjadikan Alquran sebagai
pedoman dalam kehidupan sehari-hari.
Dari
sisi output MTQ, paling tidak secara sederhana, indikasinya bisa dilihat dari
jumlah orang yang belajar qari, tahfidz dan tafsir, kaligrafi makin yang
meningkat, serta kehidupan masyarakat yang mencerminkan nilai-nilai Alquran.
Bila
melihat realitas ini, tentu saja menjadi tantangan bagi penyelenggara MTQ.
Kesan LPTQ yang fokus mengurusi MTQ harus dialihkan lebih banyak pada
pembinaan dan pengembangan Alquran. Berbagai program untuk meningkatkan baca
tulis Alquran harus ditingkatkan, baik dalam hal inovasi dan kreativitas dalam
pengajaran Alquran. Termasuk metode yang sesuai dengan kondisi zaman sekarang.
Perhatian
terhadap guru ngaji juga sangat penting dalam mendorong peningkatan kemampuan
menulis dan membaca Alquran. Kebijakan yang dilakukan sejumlah daerah di Banten
yang memberikan insentif guru ngaji patut diapresiasi.
Dengan
berbagai upaya pembinaan dan pengembangan Alquran, tujuan yang mulia yakni
mewujdukan masyarakat yang qurani. Dalam kaitan pembangunan Provinsi Banten,
hal itu selaras dengan visi misi Gubernur dan Wakil Gubernur Banten Wahidin
Halim-Andika Hazrumy yakni Banten yang Maju, Mandiri, Berdaya Saing,
Sejahtera dan Berakhlakul Karimah. Nilai-nilai yang terkandung dalam
Alquran adalah tuntunan akhlakul karimah. Hal itu sesuai dengan Sabda Nabi
Muhammad .“Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak.” (HR.
Al-Baihaqi).
Nilai-nilai
akhlakul karimah, merupakan pondasi utama masyarakat. Manusia yang memiliki
pondasi keagamaan yang kuat, maka ia akan kuat dalam menghadapi berbagai
tantangan dan cobaan.
Dalam
kaitan ini, maka sejatinya Pemerintah Provinsi Banten dan kabupaten/kota
menjadikan nilai-nilai akhlakul karimah sebagai elan vital dalam kehidupan
masyarakat. Potensi itu besar terwujud di Banten karena Banten memiliki ribuan
pondok pesantren, majlis taklim, serta berbagai ormas Islam. Organ-organ sosial
tersebut ibarat nadi bagi tumbuh berkembangnya tunas-tunas generasi qurani
Banten dalam mewujudkan masyarakat yang berakhlakul karimah di dalam negeri
yang ‘baldatun toyyibatun warrabbun ghofur” yakni negeri yang makmur, adil
dan sejahtera. Semoga.***
Penulis,
Pemerhati Sosial Keagamaan
Comments
Post a Comment