Pelaku Usaha Hadapi Revolusi Industri 4.0


Saat ini pemerintah sedang gencar mempersiapkan pelaku usaha dalam rangka menyongsong revolusi industri atau yang dikenal dengan industri generasi ke-empat atau industri 4.0.
Praktisi dan Pengamat Perbankan Andreas Hassim dalam tulisannya berjudul “Revolusi Industri” di Investor Daily, 17 Juni 2016, menjelaskan  revolusi industri generasi keempat ini ditandai dengan kemunculan superkomputer, robot pintar, kendaraan tanpa pengemudi, editing genetik dan perkembangan neuroteknologi yang memungkinkan manusia untuk lebih mengoptimalkan fungsi otak.
Menurut dia, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah dunia sebagaimana revolusi generasi pertama melahirkan sejarah ketika tenaga manusia dan hewan digantikan oleh kemunculan mesin. Salah satunya adalah kemunculan mesin uap pada abad ke-18. Revolusi ini dicatat oleh sejarah berhasil mengerek naik perekonomian secara dramatis di mana selama dua abad setelah Revolusi Industri terjadi peningkatan rata-rata pendapatan perkapita Negara-negara di dunia menjadi enam kali lipat.
Berikutnya, pada revolusi industri generasi kedua ditandai dengan kemunculan pembangkit tenaga listrik dan motor pembakaran dalam (combustion chamber). Penemuan ini memicu kemunculan pesawat telepon, mobil, pesawat terbang, dan ,lain-lain yang mengubah wajah dunia secara signifikan. Kemudian, revolusi industri generasi ketiga ditandai dengan kemunculan teknologi digital dan internet.
Selanjutnya, pada revolusi industri generasi keempat, telah menemukan pola baru ketika disruptif teknologi (disruptive technology) hadir begitu cepat dan mengancam keberadaan perusahaan-perusahaan incumbent.
Ia mengatakan sejarah telah mencatat bahwa revolusi industri telah banyak menelan korban dengan matinya perusahaan-perusahaan raksasa.  Lebih dari itu, pada era industri generasi keempat ini, ukuran besar perusahaan tidak menjadi jaminan, namun kelincahan perusahaan menjadi kunci keberhasilan meraih prestasi dengan cepat. Hal ini ditunjukkan oleh Uber yang mengancam pemain-pemain besar pada industri transportasi di seluruh dunia atau Airbnb yang mengancam pemain-pemain utama di industri jasa pariwisata. Ini membuktikan bahwa yang cepat dapat memangsa yang lambat dan bukan yang besar memangsa yang kecil.

Inovasi
Lantas apa yang dipersiapkan pelaku usaha di Indonesia, termasuk Banten, dalam menghadapi revolusi industri 4.0? Kita harus mengakui, tidak semua pelaku usaha, telah siap dalam menghadapi revolusi industri 4.0 sekarang ini. Oleh karena itu, perlu upaya dan kerja keras, bukan hanya pelaku usaha tetapi juga peran pemerintah dalam mendorong SDM pelaku usaha di Indonesia, siap bersaing pada era revolusi industri 4.0.
Salah satu kunci dalam menghadapi revolusi industri yakni kemampuan berinovasi yang tiada henti. Dalam konteks inovasi ini, maka pelaku usaha, mau tidak mau, sudah harus ramah terhadap teknologi, atau istilah sekarang dinamakan digitalisasi teknologi.
Tantangan yang dihadapi sangat berat, terutama bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Berbagai upaya dalam mendorong pelaku UMKM bisa bersaing dalam revolusi industri 4.0 yakni dengan peningkatan kapasitas bisa dilakukan lewat pelatihan, kursus, dan sertifikasi.
Penguasaan teknologi, teknologi digital, dan bahasa asing menjadi hal-hal yang mulai harus diperhatikan dan dilakukan para pekerja, termasuk pelaku UMKM.
Selain itu,  kreativitas, riset dan pengembangan, serta ekosistem yang mendukung adalah unsur-unsur infrastruktur yang harus dibangun dan perlu menjadi skala prioritas pemerintah.
Kebijakan-kebijakan pemerintah juga harus diselaraskan dengan karakter generasi milenial. Hal itu penting agar kebijakan yang diterapkan tetap sasaran. Tren digitalisasi teknologi, menjadi sentar utama dalam kebijakan pemerintah ke depan.
Perkembangan digitalisasi teknologi yang begitu cepat menuntut pelaku usaha harus bergerak cepat menciptakan inovasi-inovasi baru.
Kesigapan pemerintah dalam merespon revolusi teknologi juga sangat dibutuhkan. Mengutip pernyataan Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto pada acara peluncuran Making Indonesia 4.0 oleh Presiden Jokowi di Jakarta, Maret 2018 lalu,  setidaknya ada lima teknologi utama yang menopang implementasi industri 4.0, yaitu internet of things, kecerdasan buatan (artificial intelligence), human–machine interface, teknologi robotik dan sensor, serta teknologi percetakan tiga dimensi (3D ).
Itu sebabnya, pemerintah akan meningkatkan jaringan internet 5G di kawasan industri guna mendukung implementasi industri 4.0.
Penyiapan lima teknologi utama ini, tentu harus mampu ditangkap di pemerintah daerah sehingga kebijakan nanti selaras dengan pemerintah pusat dalam mempersiapkan diri menghadapi revolusi industri 4.0.***


Comments

Popular posts from this blog

Pantai Gope, Wisata Pantai Termurah di Banten

Pers, Koperasi dan Penggerak Ekonomi (Refleksi Enam Tahun Koperasi Karyawan Kabar Banten)

Spirit ‘Aje Kendor’ Memajukan Kota Serang